Tanggal
10 Maret aku ditugaskan di sebuah pulau, pulau yang ternyata tidak masuk dalam
wilayah Lampung. Namanya Pulau Sekopong.
Kenapa
Sekopong tidak masuk wilayah Lampung ? Atau bahkan Indonesia ?
|
Panorama Sekopong |
Sebenernya
Sekopong itu apa ?
Sekopong
tidak termasuk wilayah Indonesia secara resmi, karena memang Pulau ini tidak
pernah ada di Indonesia. Pulau ini merupakan sebuah “gosong”. Gosong itu adalah
pasir yang dikumpulkan arus air ke daerah tertentu. Ketika 2 arus air atau
lebih bertumbukan, maka gosong hampir sudah pasti terbentuk di tumbukan arus
tersebut. Sebenarnya masih banyak gosong lain selain disini, akan tetapi karena
luasnya tidak terlalu besar makanya nggak ditempati. Sedang di sekopong ini
hampir ada 3 hektar luasnya, kebetulan juga kampung nelayan tidak terlalu jauh
dari sini, dan juga dari pantai Timur Sumatra kelihatan pulaunya.
|
Tempat sandar nelayan |
Baru
pertama juga aku tahu ada gosong yang ditempati.
Lanjut,
karena arus ombak tak menentu sepanjang tahun maka memang Pulau ini tak pernah
berbentuk sama. Jadi setiap tahun bergerak. Dan juga jika bulan Mei atau ombak sedang tinggi-tingginya sudah pasti tempat ini tidak ditempati
karena air setinggi rumah warga. Semacam banjir gitu. Karena alasan-alasan tersebut lah maka Pulau
ini tak masuk wilayah Indonesia secara resmi.
Suatu
wilayah akan diakui bila memiliki sejumlah penduduk dan wilayah yang tetap.
Sedang Sekopong itu wilayahnya berubah-ubah, meskipun ada penduduknya (ya
walaupun jumlahnya gak tetap juga, hehe).
|
Warung euy, banyak yang dijual... padahal di tengah laut |
Tapi
berkah semua itu Sekopong malah menjadi tempat yang bebas. Nelayan dari manapun
singgah kemari, karena disini banyak rumah panggung untuk bernaung. Penduduk
pulau ini pun banyak. Mayoritas orang Padang dan Lampung, mereka hidup rukun
dan tentram diatas pasir yang setiap tahun bergerak itu. Istri Anak pun turut
dibawanya bagi yang sudah berkeluarga. Pekerjaan pun semakin variatif, tak
hanya nelayan. Pengepul ikan, hingga warung makan juga ada di Pulau ini. Makanannya
juga nggak sembarangan, nasi Padang ada, lontong sayur ada, bubur ada, mie ayam
bakso ada. Pokoknya mantap lah buat nelayan istirahat. Hahaha
|
Mushola yang selalu ramai ketika waktu ibadah |
Tak
hanya bekerja, kegiatan ibadah pun sama ramainya. Mushola didirikan di tengah
kampung ini. Tiap jumatan pasti full. SETIAP HARI setelah ibadah Maghrib pasti
ada ngaji bersama. Tempat ini bahkan lebih membudaya ketimbang kampung
kebanyakan.
Karena
bukan wilayah resmi, tempat ini pun tak memiliki kepala desa. Hanya ada
orang-orang yang dituakan Bila ada suatu perlu. Beliau ini adalah Pak Sulaiman
dan Bang Kadir. Beliau berdua jadi semacam chief di kampung kecil yang majemuk
ini.
Air
bersih ? Ya. Karena disekitarnya adalah air laut maka di kampung ini dibuat
sumur bor untuk kegiatan sehari-hari seperti mencuci, mandi, masak air, DLL.
Sumurnya masih dipompa menggunakan pompa dragon. Di Jawa sudah nggak ada
kayaknya pompa dragon ini, hehe..
Listrik
? Ada. Pakai genset sih, ada yang nyediain. Kita tinggal bayar 5000 per malam
per rumah. Hehe…
Sinyal
? TIDAK ADA. Kalau siang tidak ada, kalau malam biasanya ada kalau hpnya
digantung. Smartphone payah disini buat cari sinyal, mendingan HP jadul atau
BB.
Tapi
kenyataannya tanpa sinyal malah kita jadi less stress. Asli. Pertama takut gitu
nggak bisa update (penyakit era ini) Tapi seminggu pasti udah terbiasa..
hahaha, cocok buat ngelepas penat.
|
Anak-anak nelayan |
Yang
kasian disini adalah anak-anaknya. Mereka kekurangan edukasi, karena memang tak
ada sekolah disini. Jadi mereka hanya ikut-ikut orang tuanya melaut cari ikan.
Miris juga.
|
Pose boleh dong ya |
But,
masih banyak sekali orang-orang Baik disini. Hehehe, nyatanya masjid selalu
ramai setiap waktu ibadah.
Selain
hal-hal tersebut, harus sangat diapresiasi adalah pemandangannya, Sunset dan
Sunrise dalam 1 Pulau. Mantap! Epic. Kalau langit malam terang, bulan purnama
dan bintang bertabur diatas sana. Behhhhh….. Best moment ever lah.
|
Diajarin sulap sama om Feby |
|
Bang Tono pose.. hmm, boleh juga |
Jadi,
kapan mampir ke Sekopong ?
Komentar
Posting Komentar