Kakek kura-kura atau disebut Master Oogway
di film Kungfu Panda pernah bilang ke Master Shifu, “Kamu bisa berharap menanam biji buah persik lalu merawatnya,
menyiraminya sembari berharap itu akan menjadi buah pisang ataupun apel. Tapi
tetap saja, buahnya adalah buah persik.”
It
doesn’t matter. Entah keadaan tanah, banyak sedikitnya
air, panas dinginnya cuaca. Kalau itu biji buah persik, bakal berbuah buah
persik juga. Begitu pula yang terjadi pada biji pisang ataupun biji apel.
Karena its destined to be them.
“Mas Wijo, kamu tu berubah…”
Seseorang lahir di dunia ini memiliki
sifat bawaan. Sifat atau watak atau karakter, atau apalah sebutannya. Kita
lahir itu ‘bongkokan’ ya isinya kayak
gini. (Bongkokan tu istilah orang
Jawa, artinya kurang lebih ya ‘seonggok’). Isinya tu ya tadi sifat bawaan
lahir. Juga termasuk di dalamnya adalah potensi.
Potensi ini lah yang bikin kita
berkembang, bisa ngelukis dari SD berarti punya potensi jadi pelukis ke
depannya. Atau jago Bahasa luar (bilingual), potensi linguistic minded-nya harus dikembangin. Hal- hal seperti ini lah yang
harusnya dipahami dan semua orang mengerti. Nggak bisa semuanya dipukul rata
harus jago matematika, atau harus bisa main sepak bola, atau sekedar bisa makan
mie ayam pakai sumpit. Enggak perlu. Potensi seseorang itu sudah ada, tinggal
dikembangkan. Tau Lintang ? Yup, bocah yang ada di tulisan Laskar Pelangi itu.
Dia lahir di keluarga miskin. Sekolah di sekolah miskin. Tapi namanya potensi
diri mah gakbisa dihilangin, seketika baca buku dia larut. Baca buku lagi,
selesai. Baca buku lagi, selesai. Itu.
Potensinya tak tertutup meski segala
keterbatasan menghadang. Jenius mah jenius aja. Seperti pohon pisang di tanah
tandus musim kemarau. Dapat sedikit air pasti dihargai mati-matian, dimanfaatkan
agar menjadi buah. Buah apa namanya ? Jelas buah pisang. Bukan buah yang lain.
Itulah, keadaan memang kadang sempit, terbatas, seadanya. Tapi selalu ada yang
namanya ruang untuk berkembang.
Mulailah mengakui bahwa tak semua orang
bisa melakukan yang kita bisa itu juga berarti tak semuanya bisa kita lakukan.
Buah persik ya buah persik aja.
“Mas Wijo, kamu tu berubah… Kamu udah
nggak kayak dulu lagi.”
NGGAK KAYAK DULU lagi ?
Ini namanya bukan berubah coy, ini tumbuh.
Seperti disebut di bukunya Rene Suhardono.
Semua orang punya potensi nya masing-masing, tapi tidak semua bisa mencapai
versi terbaik dari dirinya sendiri (atau sering disebut ULTIMATE ME).
Aku tu nggak perlu kamu jadi presiden,
hakim, dokter gizi, pilot, atau professor.
Aku cuma berharap kamu jadi lebih
baik dari dirimu yang sekarang.
Tulisan ini aku buat juga sebagai kado
ulangtahun untuk diriku sendiri (6), untuk Rizki Sapta (7), dan Widyastuti (8).
Happy birthday !!
Komentar
Posting Komentar