Langsung ke konten utama

Unggulan

Latihan Nulis

Malam ini aku duduk di bangku 5E kereta Kutojaya Selatan menuju Kutoarjo. Dalam rangka pulang menuju Jogja ini tetiba muncul notif di Hpku kalau ternyata esaiku mendapatkan juara 2. Benar saja setelah kupantau instagram ternyata betul 😊 Alhamdulillah. Tapi sejatinya, dalam proses pengerjaan esaiku ini pun tidak seluruhnya adalah murni dariku. Let me explain, jadi esaiku berjudul Inovasi Penanganan Sampah di Kota Bandung Pasca Tutupnya TPA Sarimukti. Ide dari esai tersebut adalah bagaimana sih cara menangani sampah yang sudah menggunung di kota bandung. Ide ini terbesit ketika tahun lalu sekitar November – Desember 2022 aku menjadi pengajar tambahan di prodi Teknik Lingkungan Itenas. Disana aku ngajar cara mendesain bentuk TPA (Tempat Pembuangan Akhir Sampah) yang ideal seperti apa. Walaupun secara teoritis aku bahkan tidak tau gimana kriterianya maupun syarat-syarat pembuatan TPA, tapi tetap kupaksakan untuk bisa menjadi pengajar disana. Dan alhamdulillah setelah beberapa kali bertuk

Kemunduran atau Kemajuan pelajar ?

Merdekaaaaa
 
18 Februari 2016, pagi hari dengan musik dari Bossanova Jawa mengiringiku untuk membuat tulisan ini…

 Aku prihatin… Entah perasaanku saja atau ada orang lain yang prihatin juga.

Aku lulus dari Sekolah Teknologi/Teknik Menengah. Iya, dari Teknik. Jadi sedikit banyak lulusan sekolah itu akan memiliki ilmu teknik untuk diaplikasikan di dunia kerja, memang masih banyak ilmu yang harus kami perdalam untuk menjadi ahli dalam bidang teknik tertentu. Misal, di Jurusan Tambang banyak macam ilmu dan semuanya menjadi jenis pekerjaan masing-masing. Di dalam jurusan itu ada cabang ilmu Survey Pemetaan, ilmu Pemboran, ilmu Peledakan, ilmu Perancangan, dll. Meski dalam satu lingkup Jurusan Tambang, cabangnya bermacam dan semuanya bisa dijadikan suatu pekerjaan. Aku yakin di Jurusan lain pun begitu. Kalian di bagian mana ? hehe..

Anyway, aku prihatin akan sesuatu yang kupikir sebuah kemunduran dari pemuda (maupun pemudi) saat ini.

1.      Belajar adalah Prioritas
Di dalam hatiku dan diproses pikiranku selalu terpikirkan untuk terus belajar, entah dari sumber manapun. Tak pelak aku pun bercita-cita akan berkuliah. Namun berbeda dengan yang lain mungkin, aku kuliah harus memakai finansial yang kukumpulkan sendiri. Aku tak boleh merepotkan kembali orangtuaku, disini terutama ibuku karena aku sudah yatim dari SD. Aku harus berusaha, entah jalan mana, sekolah mana, dari mana, mau kemana. Aku harus menata itu semua. Belajar menurutku adalah prioritas.

2.      Belajar sampai Selesai
Aku punya guru bernama Ir. Mawardi. Dulu ketika kami selesai latihan Merpati Putih, pernah terjadi kejadian yang sangat menampar diriku. Mungkin beliau tidak ingat, tapi itu sangat membekas di ingatanku… Pak Mawardi di ruang tamu beserta kami ketika menerima buku setebal kliping dengan halaman-halaman berukuran F4, isinya adalah mengenai sekuen batuan. Beliau bilang, “Wah, buku meneh.. Sinau meneh ki..” aku tertawa ringan “hehehe…”, beliau mungkin mendengar tawaku lalu bilang “Weh, aku tenan iki. Aku seneng ono ilmu anyar ki, umur udu masalah. Sik penting ngilmu.”…. What the hell banget dapet kata-kata kayak gitu, aku berasa tua dan tolol waktu itu… 

Aku harus belajar sampai selesai, sampai berhenti detak denyut nadi. Nabi Muhammad SAW pertama kali diperintah Allah SWT via malaikat Jibril membaca surat Al Alaq ayat 1-5. Di dalam ayat tersebut kata pertama adalah Iqra’, “Bacalah”. Perintah Allah SWT pertama kali untuk umat manusia adalah agar Membaca, agar Belajar. Kalau kita panjangkan dalam ayat 1-5 tersebut isinya adalah mengenai Tuhan itu maha Pemurah telah menciptakan manusia dan memberi-tahu apa yang belum diketahui. Kita mendapatkan perintah untuk belajar sesuatu yang kita tidak tahu. Betapa mulianya Allah SWT. Alhamdulillah.

Maaf, concern saya bukan masalah agamanya. Saya tidak ahli akan hal tersebut, mungkin yang lebih ahli lebih mengetahui.

Kenapa saya harus prihatin ? karena saya pikir tidak banyak orang yang berpikiran ataupun berpendapat seperti saya, tidak perlu diadakan survey saya sudah tahu memang hanya sedikit.

Ketakutan saya adalah :

1.      Kuliah sebagai penghabis waktu
Diantara sekian banyak kemungkinan, ini kemungkinan yang bisa terjadi. Pemuda setelah lepas SMA/SMK, kalau semisal mereka niat. Mereka bisa saja langsung meniti karir, menapaki tangga dasar. Saya mulai per gender saja ya, Wanita. Wanita sehabis SMA lalu kuliah sekitar 4-5 tahun, kemungkinan lulus kuliah umur 24. Itu umur yang ideal untuk menikah. Lalu jadi ibu rumah tangga, terus kuliahnya buat apa?

Laki-laki. Sehabis SMA langsung kuliah, lulus sekitar umur 24 tahun. Mereka pasti berharap pekerjaannya kayak gini, di ruang AC, libur Sabtu-Minggu, cuti 2 bulan 14 hari, gaji besar. Wow! Aku pun ingin seperti itu.

Kuliah digunakan untuk “menghabiskan” masa muda. Aku iri ? ya, bisa jadi.

Tapi mari menengok cerita teman kecil saya, rumahnya hanya selatan rumah saya. Dia satu SMK dengan saya, tapi dia berhenti dan keluar kelas 2. Entah apa alasannya, itu membuat saya sangat sangat sangat dan sangat marah. Dia memiliki sumber daya yang besar, dia kaya, tercukupi, apa-apa minta dikasih.. Tetapi buat sekolah saja tidak bisa serius. That’s makes me so angry!!

Ada orang diluar sana sangat berharap bisa masuk ruang kelas, hanya “masuk” saja mereka masih berharap. Mereka bahkan tidak membayangkan duduk dalam waktu yang lama di bangku tersebut. Dan ini ada orang yang malah menyi-nyiakannya. Siapa yang gak marah ? Anda tidak marah ? Silakan ke Rumah Sakit, otak anda mungkin geser.

2.      Membaca itu untuk Kutu Buku
Hehe, mati saja kau yang menyepelekan orang yang tidak sekolah, tidak berpendidikan tapi hobi membaca. Apapun itu, entah kitab suci, buku pengembangan diri, atau bahkan hanya sekedar koran pembungkus nasi kucing.

Ilmu itu didapat sekitar 75% dari visual. Maka membaca itu adalah landasan awal untuk meraih ilmu. Nah, memahami bacaan adalah tingkat selanjutnya. Tapi penting mana? Landasan yang luas dahulu ? atau pesawat yang banyak dahulu ?

Tapi saya survey di setiap mall yang saya kunjungi, hampir pasti hanya ada 1 toko buku Gramedia di dalamnya. Banyak counter makanan, shopping, games, movies, dll. Ini berarti sesuatu, concern manusia memang hanya sebagai manusia konsumtif saat ini. Membaca itu pilihan ke sekian untuk jadi alasan nongkrong bareng di kafe, bahkan mungkin itu tidak masuk pilihan. Menyedihkan ? Cuma saya yang sedih ? Saya pikir tidak. Tapi misal saya hanya sendiri ya let it be…

3.      Ora Sembada
Adik sepupu saya… Dia baru saja diterima di sekolah SMK dekat rumah saya. Dia bilang ke ibunya kalau tidak dibelikan motor dia tidak mau berangkat sekolah, dan motor yang dia minta Satria FU. Bayangin… Gakpapa sih kalau orang kaya mah, kalau enggak ? kelakon ra sekolah, le le

Aku tidak membenci adikku tersebut. Tapi aku akan sangat menghujat bila diberi kesempatan oleh orangtuanya di masa mendatang bila pencapaian dirinya tidak sebanding dengan Satria FU yang dicicil perbulan itu. Aku tidak bermasalah dengan orang bermulut besar, asalkan tindakannya jauh lebih besar. Sembada!

Kemunduran Pelajar = Kemunduran Bangsa ?

Mungkin ini harusnya kesimpulan ya… Tapi ya sudah deh. Presiden Jokowi memiliki gerakan Revolusi Mental. Yang disasar tidak hanya beliau-beliau pejabat yang sekarang sedang bertugas, tidak hanya mereka yang sudah berumur. Tapi itu juga untuk kita, pemuda (maupun pemudi, gausah baper). Presiden memberi yang terbaik dalam masanya, ketika 30 tahun lagi ? Kita yang harus memberikan yang terbaik! Kita adalah aset terpenting untuk jangka panjang, aku percaya kita tidak akan menjadi negara maju dalam 2-3 tahun ke depan. Bahkan 10 tahun lagi ? itu sudah sangat cepat. Tapi ketika masa kita tiba, seharusnya kita sudah menjadi negara maju. Kita memiliki banyak pemuda di masa sekarang. Biarkanlah prasangka negative-ku terhadap kalian sekarang memenuhi pikiranku. Aku yakin kita tetap aset masa depan, tapi kita bisa mulai dari sekarang. Kita harus Turun Tangan kalau kata Mas Anies Baswedan, Mental kita harus di Revolusi. Kita harus banyak-banyak berbenah diri mulai dari sekarang. SEKARANG!

Apa pun yang terjadi aku selalu percaya pada kalian. Dan aku yakin kalian tidak akan mengecewakan bangsa ini. Entah apa rencana kalian esok hari, bulan depan, atau 2-3 tahun lagi.

Saya tidak tahu rencana anda. Tapi ketika tiba masanya, saya harap kita bisa bersama-gotong royong membangun negeri ini. Saya percaya pada anda.

“Indonesia itu memang tidak sempurna. Tapi dia layak diperjuangkan.” – Pandji Pragiwaksono, Closing Stand Up WorldTour Amerika.

Photo Ultah Tahun 2014


Blogpost ini saya buat juga sebagai kado ulang tahun Bapak saya, Guru saya, Kakak saya, dan juga Teman saya. 
Bapak Ir. Mawardi.






Mohon maaf tidak bisa datang ke rumah waktu perayaan pak, saya ngado ini saja… Tulisan sederhana.
Selamat ulang tahun nggih pak :)

Komentar

  1. masa kuliah = menghabiskan masa muda
    (bisa jadi) ._.

    BalasHapus
  2. Disitu kadang saya merasa sediih.
    Tapi mas jo,saya pernah dkasih tau pak yai dalam suatu forum begini
    "Yen koe sekolah (termasuk kuliah), niatmu ben oleh kerjaan sik penak,sesuk yen ora oleh sik tok karepke kui wis mesti kecewa,tp yen niatmu golek ngilmu ngibadah,koe ra bakal ana cidro opo²,malah malaikat sak makhluk nek awang² tekan njeron laut podo ndongakke lungamu golek ngelmu, luwih luwih ngelmu sik manfaat kui dadi penolong ing patimu".. Gitu mas jo..hehe

    BalasHapus
  3. مَنْ سَلَكَ طَرِيقًا يَطْلُبُ فِيهِ عِلْمًا سَلَكَ اللَّهُ بِهِ طَرِيقًا مِنْ طُرُقِ الْجَنَّةِ ، وَإِنَّ الْمَلَائِكَةَ لَتَضَعُ أَجْنِحَتَهَا رِضًا لِطَالِبِ الْعِلْمِ ، وَإِنَّ الْعَالِمَ لَيَسْتَغْفِرُ لَهُ مَنْ فِي السَّمَوَاتِ وَمَنْ فِي الْأَرْضِ وَالْحِيتَانُ فِي جَوْفِ الْمَاءِ، وَإِنَّ فَضْلَ الْعَالِمِ عَلَى الْعَابِدِ كَفَضْلِ الْقَمَرِ لَيْلَةَ الْبَدْرِ عَلَى سَائِرِ الْكَوَاكِبِ، وَإِنَّ الْعُلَمَاءَ وَرَثَةُ الْأَنْبِيَاءِ ، وَإِنَّ الْأَنْبِيَاءَ لَمْ يُوَرِّثُوا دِينَارًا وَلَا دِرْهَمًا إِنَّمَا وَرَّثُوا الْعِلْمَ، فَمَنْ أَخَذَهُ أَخَذَ بِحَظٍّ وَافِرٍ

    “Barangsiapa menempuh suatu jalan dalam rangka mencari ilmu maka Allah akan tunjukkan baginya salah satu jalan dari jalan-jalan menuju ke surga. Sesungguhnya malaikat meletakan syap-sayap mereka sebagai bentuk keridhaan terhadap penuntut ilmu.Sesungguhnya semua yang ada di langit dan di bumi meminta ampun untuk seorang yang berilmu sampai ikan yang ada di air. Sesungguhnya keutamaan orang yang berilmu dibandingkan dengan ahli ibadah sebagaimana keutamaan bulan purnama terhadap semua bintang. Dan sesungguhnya para ulama’ adalah pewaris para Nabi, dan sesungguhnya mereka tidaklah mewariskan dinar maupun dirham, akan tetapi mewariskan ilmu. Barangsiapa yang mengambil bagian ilmu maka sungguh dia telah mengambil bagian yang berharga.”

    Sumber : http://muslimfiqih.blogspot.co.id/2015/05/kumpulan-hadist-nabi-tentang-menuntut-ilmu.html#ixzz40wtlyDpu

    BalasHapus
  4. mbak umi : makasih sudah komen mbak..
    Alhamdulillah dikasih sumber hadis yang bagus.. hehe
    Kutunggu ya postingan-postinganmu selanjutnya

    BalasHapus
  5. mas hasan : Iya mas, bener iku...
    ngibadah, sinau, mbutgawe iku harus berjalan seiringan.. Dadi kabeh ono manfaat e tembe burine... Alhamdulillah.
    Salam buat pak yai

    BalasHapus
  6. Boleh juga mas, realistis sekali dngn keadaan pemikiran rata2 remaja jaman sekarang yg sebenarnya sedang digadang gadang sebagai penerus dan pemaju bangsa hehehe

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan Populer