Langsung ke konten utama

Unggulan

Latihan Nulis

Malam ini aku duduk di bangku 5E kereta Kutojaya Selatan menuju Kutoarjo. Dalam rangka pulang menuju Jogja ini tetiba muncul notif di Hpku kalau ternyata esaiku mendapatkan juara 2. Benar saja setelah kupantau instagram ternyata betul 😊 Alhamdulillah. Tapi sejatinya, dalam proses pengerjaan esaiku ini pun tidak seluruhnya adalah murni dariku. Let me explain, jadi esaiku berjudul Inovasi Penanganan Sampah di Kota Bandung Pasca Tutupnya TPA Sarimukti. Ide dari esai tersebut adalah bagaimana sih cara menangani sampah yang sudah menggunung di kota bandung. Ide ini terbesit ketika tahun lalu sekitar November – Desember 2022 aku menjadi pengajar tambahan di prodi Teknik Lingkungan Itenas. Disana aku ngajar cara mendesain bentuk TPA (Tempat Pembuangan Akhir Sampah) yang ideal seperti apa. Walaupun secara teoritis aku bahkan tidak tau gimana kriterianya maupun syarat-syarat pembuatan TPA, tapi tetap kupaksakan untuk bisa menjadi pengajar disana. Dan alhamdulillah setelah beberapa kali bertuk

Lelo Ledung

Belum lama amaze sama video YouTube Sruti Respati yang nyanyi lagunya Waljinah - Lelo Ledung.

Yaudah aku posting aja di blogku makna-makna liriknya, aku ambil dari blog orang dan aku edit seperlunya.

Tak lelo lelo lelo ledung
(secara umum: mari kutimang-timang engkau anakku)
- Tapi disini saya mengartikan Ya Allah Gusti kang Maha Agung, (orang jaman dulu belum fasih dalam menyebut Asma Allah mereka mengucapkannya Laloh seperti DUA KALIMAH SYAHADAT menjadi JIMAT KALIMOSODO).

Cup menenga aja pijer nangis
(cup cup, jangan menangis terus)
- Janganlah kamu bebuat suatu kejelekan terus, (disini saya mengartikan orang yang menangis adalah orang yang melakukan sebuah kejahatan / hal yang jelek).

Anakku sing ayu (bagus) rupane
(ankku yang cantik/ganteng)
- Yang telah di besarkan dengan kebaikan dan didikan yang baik.

Yen nangis ndak ilang ayune (baguse)
(kalau menangis nanti hilang cantik/gantengnya)
- Bila kamu melakukan keburukan dan orang lain mengetahui, kebaikanmu yang kamu miliki walau sedikit akan hilang, dan sia-sialah yang telah dididikan orang tuamu selama ini.

Tak gadang bisa urip mulya
(ku doakan supaya engkau bisa hidup mulia)
- Aku (orang tua) doakan  kamu agar bisa memperbaiki sikapmu dan membuat hidupmu berarti (mulia) dan dapat menggapai cita - citamu.

Dadiyo wanito (priyo kang) utomo
(Jadilah orang yang utama)
- Jadilah seseorang yang dapat dipercaya dan  menjadi panutan orang lain.

Ngluhurke asmane wong tuwa
(meninggikan nama orangtua)
- Dapat mengharumkan orang-orang yang mendidik dan membibingmu.

Dadiyo pandekaring bangsa
(jadilah pendekar bangsa)
 - Jadilah contoh / panutan yang dapat membina bangsa.

Wis cup menenga anakku
(sudah, jangan menangis anakku)
 - Sudahilah perbuatan burukmu itu.

Kae mbulane ndadari
(lihat, bulannya bersinar terang)
 - Masih banyak hal / perbuatan baik yang dapat kita lakukan.

Kaya butho nggegilani
(seperti butho (raksasa) yang mengerikan) 
 - Butho (raksasa) kita ibaratkan sabagai malapetaka yang selalu mengincar. Atau hewan buas yang siap menerkam mangsanya.

Lagi nggoleki cah nangis
(sedang mencari anak yang sedang menangis) 
- Yang sedang mencari - cari orang yang berbuat kejahatan.

Tak lelo lelo lelo ledung
 Enggal menenga ya cah ayu (bagus)
(lekaslah diam wahai anakku) - Ya Allah bukalah pintu hati anakku, (sudahilah perbuatan burukmu itu).

Tak emban slendang batik kawung
(ku pakai slendang batik kawung)
- Ku ikat (kuharap) Kamu tetap mengingat asal usulmu. (lebih lanjut tentang arti motif bati kawung setelah ini.)

Yen nangis mundak ibu bingung
(kalau menangis, ibu tambah bingung)
- Bila kamu berbuat jahat / keburukan lagi yang sengsara adalah orang tua.

ARTI MOTIF BATIK KAWUNG
Yang menyimbulkan harapan supaya manusia terus-menerus ingat darimana asal usulnya.
Masa lampau Motif Batik Kawung dipakai di lingkungan keraton. Petinggi keraton yang memakai Motif Batik Kawung menggambarkan sosok pemuka yang bisa menahan hawa nafsu juga membentengi hati nurani supaya ada harmoni dalam tindak tanduk kesibukan manusia.

Asal usul lahirnya Motif Batik Kawung yaitu saat ada pemuda yang memilik sosok berwibawa juga dihormati di kalangan kaumnya. dengan cepat sebab sikap pemuda yang bijak dan santun sekali, sampai mejadikan namanya terdengar sampai di lingkungan kerajaan Mataram.

Kalangan keraton merasa penasaran dengan kemashuran sang pemuda, sampai diperintahkan pemuda ini untuk berkunjung ke raja. Mendengar kabar putranya dipanggil raja, membuat ibunya menjadi terharu dan berharap besar. Sang Ibu memberi nasihat supaya anaknya itu bisa menjaga hawa nafsu juga tidak lupa dari mana dia berasal.

Karena itulah sang ibu membikin motif batik kawung, dengan keingingan sang anak bisa menjadi seorang yang bermanfaat bagi masyarakat luas.

Tak lama setelah dipanggil kalangan keraton dan diberikan sejumlah kesibukan yang selalu bisa ditepati, karenanya pemuda ini dilantik menjadi adipati Wonobodro.

Dalam pelantikan menjabat adipati Wonobodro, sang pemuda memakai baju batik pemberian ibundanya dengan Motif Batik Kawung.
 
Motif Kawung bercorak lingkaran menyerupai buah Kawung yang ditata rapi secara geometris. Motif ini juga diterjemahankan sebagai gambar bunga teratai bersama empat lembar daun bunga yang merekah. Bunga teratai melambangkan umur panjang dan kesucian.


Intinya, lagu ini mengandung doa dan harapan yang di panjatkan oleh setiap orang tua terhadap anak-anaknya. 
 
 Sumber tulisan : http://maknalagutakleloleloledung.blogspot.co.id/2015/02/makna-lagu-tak-lelo-lelo-ledung.html

Komentar

Postingan Populer