Langsung ke konten utama

Unggulan

Latihan Nulis

Malam ini aku duduk di bangku 5E kereta Kutojaya Selatan menuju Kutoarjo. Dalam rangka pulang menuju Jogja ini tetiba muncul notif di Hpku kalau ternyata esaiku mendapatkan juara 2. Benar saja setelah kupantau instagram ternyata betul 😊 Alhamdulillah. Tapi sejatinya, dalam proses pengerjaan esaiku ini pun tidak seluruhnya adalah murni dariku. Let me explain, jadi esaiku berjudul Inovasi Penanganan Sampah di Kota Bandung Pasca Tutupnya TPA Sarimukti. Ide dari esai tersebut adalah bagaimana sih cara menangani sampah yang sudah menggunung di kota bandung. Ide ini terbesit ketika tahun lalu sekitar November – Desember 2022 aku menjadi pengajar tambahan di prodi Teknik Lingkungan Itenas. Disana aku ngajar cara mendesain bentuk TPA (Tempat Pembuangan Akhir Sampah) yang ideal seperti apa. Walaupun secara teoritis aku bahkan tidak tau gimana kriterianya maupun syarat-syarat pembuatan TPA, tapi tetap kupaksakan untuk bisa menjadi pengajar disana. Dan alhamdulillah setelah beberapa kali bertuk

Semuanya Sendiri

Kutuang kopi…

Kulihat jam tangan menunjukkan pukul 11:00 P.M…

Sudah waktunya kurekap data keuangan hari ini, pengeluaran berapa dan untuk apa saja. Kutulis juga notes harian, sebagai penanda hal apa yang aku lakukan hari ini. Teman kerja maupun teman dekatku bertanya kenapa sih aku harus mencatatnya. Apa yang seperti itu penting ?

Sejatinya aku memang tidak memiliki tujuan yang jelas dengan mencatat 2 hal itu. Aku selalu berkilah bahwa data keuangan itu untuk mengontrol pengeluaranku, jika di bulan ini aku boros maka di bulan depan harusnya ada yang bisa aku hemat. Tapi ya gini-gini aja ternyata tetep boros, sebulan malah bisa minimal 1 juta itu pasti habis… Padahal kalau dinalar aja nih ya, makan sama tidur udah ditanggung perusahaan tempat aku kerja. Praktis pengeluaranku ya sifatnya personal diriku, misal pulsa, paketan data ( di kantor ada Wi-Fi padahal ! ), peralatan mandi, jajan, kadang juga nongkrong atau beli pakaian. Itu kan ya garis besarnya, tapi kenapa kok pasti tembus 1 juta perbulan. Masih menjadi pertanyaan… Betul deh kalau Ultron di Avengers 2 bilang “Finance is so weird..”. Entah weird beneran atau emang aku belum punya ilmunya buat ngatur. Ya begitulah.

Untuk yang notes harian kenapa aku tulis, itu buat penanda aja sih aku hari itu ngapain, transaksi apa saja ( buat kontrol data keuangan juga ini ), sama pembuat efektif waktu harianku. Sering kan ya kita procastinating, iya males-malesan. buka hape aja cuma buat bolak-balikin aplikasi hape yang kayaknya emang itu-itu mulu. Tapi kita tetep aja ngecek padahal baru ditinggal berapa menit, bahkan yang akut malah baru berapa detik udah dicek-cek mulu. Padahal ya, gitu-gitu aja. Kita  emang udah kalah sama teknologi. ( Asik tuh kalimat barusan buat dikembangin jadi bahan blog, noted ya ). Tapi alasan membahagiakan punya notes harian adalah kita bisa tau pencapaian kita dalam hari itu, seperti halnya sebuah milestone ( batu penanda ). Juga ternyata kalau sudah lebih dari setahun kita baca lagi notes itu kita bakal nyengir-nyengir sendiri, hehe… Dulu waktu pertama magang di Kalimantan Selatan tahun 2014 aku rajin tuh bikin laporan harian, sekarang kalo aku baca pasti bahagia bahagia gimana gitu. Kadang dongkol sih ngapain sih hari itu gue gini, kenapa gak gitu. Hahaha, minimal seneng lah ya tau dulu hari-hari ngapain.

Kalau dibilang kayak cewek karena rempong gitu aku gak masalah sih, toh aku kerjanya sama cowok semua. Pasti butuh dong, sosok perfeksionis gitu, merhatiin apa-apa. Ini aku bukan mau buka kedok kalo aku banci ya … HAHAHAHAAHAHAA :’)

Memang hal riwek ini juga aku gaksuka ngelakuinnya. Tapi entah kenapa aku selalu aja pengen ngelakuin hal itu, insting kah ? Atau naluri emang gini ?? Aku cuma punya feeling kalo ini hal yang baik di akhir, entah apapun itu. I will say thanks to myself later for this.

Hal diatas itu tidak berat sih. Namun memang kalau setiap hari dan setiap waktu melakukan ini apa aku bakal mampu ?

Sejujurnya, aku butuh seseorang yang kuat. Seseorang yang bisa mengeluarkan sisi positifku, mengeluarkan kapasitas terbaikku, percaya padaku, percaya bahwa dengan bergandengan tangan. Akan ada banyak hal yang kita bisa raih bersama, seperti kata Amel dulu “Iya mas, aku juga pengen punya partner buat ngejalanin ini..”. Seseorang yang hebat akan bidangnya pula. Entah siapa orang itu, aku berharap… I hope we can empowering each other. Someone who believe, if we together nothing can stop us. Even the whole world say big “NO”, she will whisper “YES, OF COURSE”.

Kuhabiskan tegukan kopi dalam cangkir malam ini, sembari berkata dalam hati...
Sampai hari kita bertemu, aku akan melakukan semuanya sendiri.

Komentar

Postingan Populer