Waktu itu aku menjabat menjadi
ketua OSIS SMK. Aku memiliki kekasih… namanya…. #HAP
Di akhir-akhir kepemimpinanku dia
dengan reflek ( atau mungkin sudah desperate
) bilang ke aku.
“Aku berharap kamu lebih ada banyak waktu buat aku..”, sembari
dengan tersenyum.
Karena kami sudah sering bersama,
aku sadari itu bukanlah senyum palsu. Itu tulus. Dari seseorang yang selama ini
nemenin aku di masa-masa jabatanku, di masa kesibukanku. Seakan dia sudah
berjalan bersamaku di padang pasir yang luas, setelah hampir sampai tempat yang
rindang dia berharap aku tidak memintanya menemani di padang pasir selanjutnya
lagi.
Aku trenyuh.
Pernah suatu hari.. Ketika kami
bersama setelah pulang sekolah, lalu ibadah Ashar bareng di masjid. Ketika kami
jalan bareng ke parkiran buat pulang, aku dikabari untuk mengikuti rapat
Bantara Pramuka. Aku pun bilang padanya untuk menunggu sebentar di parkiran.
Setelah aku di dalam rapat ku sms dia, bilang kalau rapat bakalan lama jadi
tinggal pulang dulu aja gakpapa. Dia cuma bilang “Iya..”
Selesai rapat hampir jam 5 sore…
Aku pun jalan ke parkiran. Dan lebih kagetnya lagi ketika dia masih ada disana.
Menunggu aku. Untuk pulang bersama.
Dia tersenyum.
Bayangkan itu. Sebenarnya bisa
saja dia marah karena aku terlalu lama, bisa saja dia kecewa karena aku
mentingin rapat, bisa saja dia dongkol lalu langsung pulang. Tapi dia memilih
tersenyum. Such a great woman. Wonderful
woman !
Hari itu aku merasakan. Bahwa
sudah banyak pengorbanan yang dia lakukan untukku, bahkan untuk kepemimpinanku.
Dia masih setia di sampingku. Dan semisal aku memintanya untuk kembali jalan di
padang pasir pun kurasa dia akan kuat dan mau untuk melakukannya. Itu terlihat
jelas di senyumnya.
Namun itukah ?
Apakah aku akan kembali “memaksa”nya
untuk hal tersebut.
Aku tidak sampai hati.
Dengan tegas kuputuskan untuk
tidak meneruskan tonggak kepemimpinan OSIS. Yang konon jurusanku sudah memimpin
sampai 3 generasi :)
But,
everyone has a choice. Personally, they have their clear choice.
Tanpa jabatan tersebut aku merasa
lebih mendekat ke tanah, aku lebih mengenal sekitarku, Ternyata banyak sekali
hal yang aku korbankan untuk sebuah kepemimpinan. Keluarga, teman, pasangan.
Semuanya
semakin menjadi kental. Lebih ada romance.
Lebih hidup. Seperti sebuah tombol “pause”
pada sebuah DVD Player.
|
Living at your side.. |
Semua hal membutuhkan sebuah jeda
untuk hal baru. Jangan lupa kasih Cinta.
Komentar
Posting Komentar