Langsung ke konten utama

Unggulan

Latihan Nulis

Malam ini aku duduk di bangku 5E kereta Kutojaya Selatan menuju Kutoarjo. Dalam rangka pulang menuju Jogja ini tetiba muncul notif di Hpku kalau ternyata esaiku mendapatkan juara 2. Benar saja setelah kupantau instagram ternyata betul 😊 Alhamdulillah. Tapi sejatinya, dalam proses pengerjaan esaiku ini pun tidak seluruhnya adalah murni dariku. Let me explain, jadi esaiku berjudul Inovasi Penanganan Sampah di Kota Bandung Pasca Tutupnya TPA Sarimukti. Ide dari esai tersebut adalah bagaimana sih cara menangani sampah yang sudah menggunung di kota bandung. Ide ini terbesit ketika tahun lalu sekitar November – Desember 2022 aku menjadi pengajar tambahan di prodi Teknik Lingkungan Itenas. Disana aku ngajar cara mendesain bentuk TPA (Tempat Pembuangan Akhir Sampah) yang ideal seperti apa. Walaupun secara teoritis aku bahkan tidak tau gimana kriterianya maupun syarat-syarat pembuatan TPA, tapi tetap kupaksakan untuk bisa menjadi pengajar disana. Dan alhamdulillah setelah beberapa kali bertuk

Antitesa Kepemimpinan. #MahakaryaIndonesia


Kerudung biru
kerudung biru
Sekitar akhir November 2014 sudah diputuskan oleh aktivis angkatanku untuk membuat pesta setelah acara wisuda yang diadakan bulan Mei 2015. Disitu, saya sendiri yang dipilih menjadi koordinator acara tersebut, setelahnya akupun menghimpun teman-temanku yang ada di Jogja untuk menjadi panitia untuk acara tersebut. Dibantu oleh Wancik, sedikit demi sedikit aku mendapat bantuan dari anggota aktivis angkatanku.
Desember berlalu … Januari berlalu … Pertengahan Februari aku mulai kelabakan karena belum banyak yang kuperbuat. Buruknya pengaturan waktuku antara sekolah, kerja, dan organisasi yang aku ikuti turut andil dalam terlambatnya pengurusan persiapan acara tersebut. Buruknya diriku tergambarkan jelas ketika rapat yang dihadiri panitia angkatanku dan bantuan dari adek kelas. Pendekatanku salah, teknikku kurang efektif, strategiku nggak jalan.
Alhasil, seusai rapat dan waktu-waktu setelahnya aku lebih sibuk bekerja tiba-tiba aku disuruh berangkat ke sekolah oleh Wancik. Disitu aku dijelaskan olehnya harus gimana-gimana untuk acara ini, dan karena aku nggak bisa memegang kendali secara maksimal maka ditunjuklah seorang PLT (Pelaksana Tugas) ketua panitia tersebut. Dia tak lain tak bukan adalah sekretaris kepanitiaan tersebut, Avicenna Mustika.
(Panggil saja) Cenna, aku belum mengenalnya sebelum kelas 4 ini. Aku bahkan baru tau dia sewaktu aku ditunjuk jadi koor acara tersebut. Dia adalah cewek yang aku bercandain sama Nur “Cantik juga, jurusan mana ? Namanya siapa sih ?” sewaktu rapat tersebut. Setahuku (dan itupun dia yang ngasih tau) dia itu dulu ikut PAKS. Benar, itu salah satu sekbid yang dibawahku ketika aku menjabat Ketua OSIS. Tapi ya karena aku (kata orang sih) ketus sama orang yang kurang berpengaruh atau yang tak memiliki potensi besar, aku jadi kurang memperhatikan dia. Maaf ya Cen. Hehee …
Mulai saat Wancik ngasih tau aku ada plt untukku, aku malah ketawa dalam hati… Hahaha, karena emang sewaktu Wancik ngasih tau itu ada Cenna juga. Kenapa dia nggak berani ngomong ke aku langsung, kenapa harus pakai perantara Wancik. Mungkin dia takut aku bakal marah-marah urusanku dia ambil alih. Tapi ya udah, aku malah berterima kasih sama dia udah bantuin aku.
Hari demi hari, minggu demi minggu, bulan demi bulan dia menjadi ketua kepanitiaan acara tersebut. Aku cuma datang ketika rapat, dan itupun biasanya aku hanya sebentar datang. Meski biasanya kehadiranku selalu dinantikannya, karena memang dia butuh dekengan/tempat untuk berlindung. Ya, dia (hanya) belum berani untuk memimpin suatu kepanitiaan. Seluruh persiapan sudah siap, hari H sudah datang, acara pun dimulai, acara pun selesai. [Highlight tentang acara bakal ada di posting berikutnya]
Pelajaran yang aku ambil dari diri Avicenna Mustika… Dia mungkin bukanlah tipikal orang yang hebat untuk memimpin. Dia masih butuh dekengan orang lain untuk berkuasa. Dia tidak seperti diriku yang suka memimpin secara diktator/otoriter, ataupun memimpin layaknya Wancik yang tipikal demokrasi. Dia tidak condong diantara kedua tipikal kepemimpinan yang ada tersebut. Namun dia memimpin dengan hati, dengan will, dengan rasa tanggung jawab untuk bersama. Dengan seluruh yang dia bisa. Dia bukanlah tipe orang yang lahir langsung memiliki gen pemimpin hebat di dalamnya, tapi hati baik yang selalu bersamanya. Dia bukan tipe pemimpin yang dilahirkan, dia memilih jalannya sendiri untuk (mencoba) memimpin. Dia jauh lebih kuat dibanding aku.
Dari dirinya aku belajar sebuah bentuk lain kepemimpinan, bukan diktator/otoriter maupun demokrasi. Dialah antitesa kepemimpinan. Berbeda dari yang lain. Kamu berhasil membuat sebuah Mahakarya Indonesia.
Beruntungnya aku bertemu sama kamu, Cen…

Mawar Biru
Oiya, ketika di-wisuda bersama aku ngasih kamu bunga mawar biru.

Selain karena aku (waktu itu) baru suka lagu Mawar Biru, ada makna lain dari bunga itu. Mawar biru itu lambang kepercayaan. Aku percaya sama kamu. Aku percayakan kepemimpinan di tanganmu.

Blogpost ini aku buat sekaligus untuk kado ultah kamu di tanggal 5 Juni. Aku harap kamu menjadi wanita yang lebih hebat dalam bidangmu kedepannya, aku harap kamu lolos sbmptn, dan aku berharap kamu bisa terus bersama dia yang kamu harapkan selalu dalam hidupmu.

See you next time Cen. Hehee ..

Komentar

Postingan Populer